Telur Oranye: Telur-Telur Keilmuan (Jurnal 3 Kelas Telur-Telur Bunda Cekatan Ibu Profesional)

Telur Oranye: Telur-Telur Keilmuan

Jurnal 3 Kelas Telur-Telur Bunda Cekatan Ibu Profesional

 

Ada satu perkataan Bu Septi di materi 3 ini yang benar-benar terasa hangat di hati saya. Kurang lebih begini, apakah kebahagiaan seorang ibu itu harus didahulukan dibanding kebahagiaan suami dan anak, jawabannya iya. Sebab menjadi seorang ibu, kita (seharusnya) menyayangi dengan penuh ketulusan, bukan pengorbanan. Tidak ada yang dikorbankan, dan ibu juga tidak merasa sedang berkorban. Karena itu, ia terlebih dahulu harus mengisi penuh tangki kebahagiaannya sebelum mengisi tangki kebahagiaan suami dan anaknya. Sebab kalau bahagia, yang keluar adalah rasa syukur dan sabar, bukan keluhan. Nyess. Terasa sekali, saat sedang mengeluh, sesungguhnya kita memang sedang kurang bahagia dengan peran kita. Bismillah, mari jadi ibu yang bahagia!

Demi mewujudkan diri yang bahagia, pada tugas kali ini saya diminta memperdalam telur merah kemarin, memecahnya untuk lebih fokus menetapkan tujuan, mencari ilmu-ilmu yang mendukung tercapainya keterampilan tersebut, dan fokus pada prioritas keilmuan yang ingin dikembangkan. Jadi, pertama-tama, mari mengisi gambar berikut.

FB_IMG_15783962785630938

Keempat pertanyaan di atas berkaitan dengan kelima telur merah pada tugas sebelumnya, yaitu manajemen waktu, manajemen emosi, terampil membuat kurikulum dan bahan ajar, ilmu gizi anak, dan keterampilan soft-selling. Sebab ada begitu banyak yang harus diisi, saya putuskan menjelaskannya di sini saja.

Pertama, manajemen waktu. Tujuan belajar saya, agar semua pekerjaan yang dijadwalkan bisa terlaksana dengan baik dalam target waktu yang ditetapkan, sehingga kehidupan saya bisa berjalan seimbang, kualitas kehidupan keluarga menjadi lebih baik, dan kapasitas kebahagiaan saya menjadi lebih banyak. Untuk mencapai tujuan ini, saya memerlukan ilmu manajemen waktu, diantaranya ilmu menyusun jadwal harian, menyusun jadwal dan menu bermain anak, menyusun jadwal pengembangan diri, ilmu menentukan prioritas, ilmu mengenali diri sehingga tahu siapa saya dan apa yang saya butuhkan, ilmu disiplin dan tidak menunda-nunda pekerjaan, ilmu fokus dan konsentrasi, dan ilmu manajemen gadget. Sumber ilmu bisa online atau offline. Cara belajarnya bisa dengan bertatap langsung dengan mentor atau tidak, membaca buku, artikel, atau jurnal, berdiskusi dengan teman dan suami, dan berefleksi diri.

Kedua, manajemen emosi. Tujuan belajar saya, agar saya bisa menjadi pribadi, istri, dan ibu yang baik, yang waras, yang berempati pada anak dan suami, dan menjadi virus bahagia yang menularkan kebahagiaan pada seisi rumah. Untuk mencapai tujuan ini, saya memerlukan ilmu memahami diri sendiri, ilmu memahami orang lain, ilmu komunikasi efektif, ilmu pengembangan diri, manajemen stress, dan manajemen konflik. Sumber ilmu bisa online atau offline. Cara belajarnya bisa dengan bertatap langsung dengan mentor atau tidak, membaca buku, artikel, atau jurnal, berdiskusi dengan teman dan suami, dan berefleksi diri.

Ketiga, terampil membuat kurikulum dan bahan ajar. Tujuan belajar saya, agar dapat lebih optimal dalam mendidik dan membersamai anak-anak di rumah, sehingga terpenuhi setiap keterampilan yang diperlukan anak sesuai minat, bakat, dan tahapan usianya. Untuk mencapai tujuan ini, saya memerlukan ilmu memahami minat dan bakat anak, ilmu tentang standar keterampilan yang harus dicapai anak sesuai usianya, ilmu membuat kurikulum belajar sesuai minat, bakat, dan usia anak, ilmu membuat bahan ajar dengan metode DIY, ilmu komunikasi efektif dan produktif untuk menarik anak mau belajar, ilmu sabar, manajemen stress, dan manajemen konflik. Sumber ilmu bisa online atau offline. Cara belajarnya bisa dengan bertatap langsung dengan mentor atau tidak, membaca buku, artikel, atau jurnal, berdiskusi dengan teman dan suami, dan berefleksi diri.

Keempat, ilmu gizi anak. Tujuan belajar saya, agar kebutuhan gizi anak tercukupi sehingga anak bisa lebih aktif, sehat, bahagia, dan lebih fokus dan konsentrasi saat belajar dan bermain. Untuk mencapai tujuan ini, saya memerlukan ilmu gizi berimbang pada anak, ilmu MPASI sesuai WHO dan IDAI, ilmu membaca growth-chart, ilmu menyusun menu makanan sehat berimbang, ilmu menyajikan makanan dengan tampilan menarik, ilmu mengukur kalori makanan, ilmu laktasi, ilmu menangani anak susah makan, dan ilmu tentang penyakit-penyakit pada anak. Sumber ilmu bisa online atau offline. Cara belajarnya bisa dengan bertatap langsung dengan mentor atau tidak, membaca buku, artikel, atau jurnal, berdiskusi dengan teman dan suami, dan berefleksi diri.

Kelima, keterampilan soft-selling. Tujuan belajar saya, agar saya dapat menemukan cara membuat iklan berjualan buku yang asyik, menarik, berbeda, menyenangkan, dan konsisten terus-menerus, sehingga saya tidak stress dan bisa lebih bahagia dalam mencapai kemandirian finansial dalam bidang yang belum benar-benar saya tekuni ini. Untuk mencapai tujuan ini, saya memerlukan ilmu bagaimana menjadi book advisor yang baik, ilmu penggunaan diksi singkat yang memikat, ilmu pemasaran produk dengan media visual, ilmu layout, ilmu disiplin dan konsisten dalam beriklan, ilmu mengetahui selera dan menarik perhatian konsumen, dan ilmu melebarkan ‘kolam’. Sumber ilmu bisa online atau offline. Cara belajarnya bisa dengan bertatap langsung dengan mentor atau tidak, membaca buku, artikel, atau jurnal, berdiskusi dengan teman dan suami, dan berefleksi diri.

Wow, ada banyak sekali ilmu yang harus dipelajari, bukan? Nah, agar lebih fokus, mari memilih tiga ilmu saja yang ingin saya tekuni selama berada di kelas Bunda Cekatan ini.

IMG-20200114-WA0036

#janganlupabahagia
#jurnalminggu3
#materi3
#kelastelur
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan komentar